Home » » Drama Kocak 8

Drama Kocak 8

Posted by DEC Development Education and Culture on Monday, 16 April 2012


*      Fathir     : anak yang baik, tidak sombong, suka menolong, tapi benci kekotoran;
*                                          Boby      : seorang anak yang jail, suka menyamakan antara film dan kenyataan, dan baik
*      Siska       : gadis centil, galak, tapi baik;
*      Seno       : anak yang tidak jauh dari Boby dan suka akan semua tentang uang.

EPISODE 8
NGGAK USAH MIKIR’KAN !!!
            Disuatu hari di SMAN 1 Lappariaja, para siswa-siswinya sedang beristirahat. Hanya 45 menit saja waktunya tidak disia-siakan oleh para siswa. Didepan sebuah kantin hanya ada, Fathir, Seno, dan Boby. Saat menjauh dari kantin mereka pun berhenti dan berbicara.

Boby   : (masih meminum minumannya) hai Fath, tau nggak kamu soal si Adit ?
Seno   : emangnya kenapa ? (membuang tempat minumannya)
Fathir : (spontan) jangan gitu dong Sen,
Seno   : nah… tuh kan kaya gitu lagi kan (meledek) ini mah masalah kecil
Boby  : nah Sen, udah tau gitu orangnya, masa kamu pancing untuk marah (memegang tempat minumnya dan memungut milik Seno)
Fathir : (memegang kepalanya) sorry deh, kalian juga sih. Oh iya Bob, katamu tadi tahu soal Adit, emangnya dia kenapa …?
Boby  : itu dia katanya Adit dan sepupunya…
Fathir : (memotong pembicaraan) maksudmu Vina
Seno   : nggak usah segitunya kali, dasar (geleng-geleng) kalau soal Vina langsung aja serius, kaya pak Rahim aja (guru bahasa inggris mereka) okey students we will changes to directly to… bla…bla…bla… (menirukan gaya bicara pak Rahim) nggak usah mikirin gitu kali Fath
Fathir : Sen, ngak usah nyerobot deh !
Boby   : udah lah bos (melirik lalu melihat Agus) hai Gus tunggu (berlari pergi)
Fathir : Bob, pertanyaan aq belum kau jawab (mengejar Boby)
Seno   : kan udah aq bilang, nggak usah mikir kan (melihat Fathir) hei… tunggu (berlari pergi)
            Mereka pun oergi dan tak lama kemudian mereka pun masuk ke dalam kelas. Lama kemudian mereka pun pulang. Saat berada didepan pagar, Fathirnpun menghetikan langkah Boby.
Fathir : Stop Bob, stop (menghentikan Boby) hei kau tadi tidak menjawab pertanyaan aq ?
Boby  : apaan sih !!!
Fathir : jangan belaga gitu dong
Siska  : hai guys, sepertinya ada masalah, cerita dong (menyapa)
Boby  : aq ingat…
Fathir : makanya cepat jelaskan
Boby  : iya, bapak tadi nyuruh cepat pulang, karena hari ini ada misi
Siska  : misi…., apaan….?
Fathir : paling-paling nyuri mangga pak Slamet kan, ayo Bob, jawab pertanyaan aq
Boby  : (tidak menghiraukan) aq pulang duluan yah (membelakangi mereka) oh iya Fath, jangan lupa hari Minggu Adit akan datang
Fathir : ceritakan lagi…
Siska  : udahlah nggak usah mikirin kata-kata dia… eh tunggu
Fathir : (tidak menghiraukan dan berjalan pergi)
            Mereka pun pergi dan pulang kerumah masing-masing. Beberapa hari kemudian di saat   istirahat Boby dan Seno tengah bercerita.
Boby  : hai Sen, apa kamu udah ulangan Fisika, dan Matematika ?
Seno   : enggak, emangnya berapa nomor ?
Boby   : kalau Fisika 2 materi, Matematika 50 nomor, pusing kan !
Seno   : ala paling soalnya pilihan ganda kan, kalau aq dapet soal Sejarah 10 nomor dan itu esai dan kamu tau nggak aq dapat berapa ?
Boby   : berapa…?
Seno   : kan udah jelas kan …!
Boby  : pasti gagal kan (memotong pembicaraan)
Seno   : benar (tertawa) udahlah nggak usah di pikirin kan (jawabnya santai)
Siska   : hai (datang tiba-tiba) Bob, Sen, lagi cerita apaan kak ketawa, lucu yah… ?
Boby  : soal ulangan tapi nggak usah dipikirkan
Seno   : ia nanti pusing loh ! (tertawa kecil)
Siska  : tenyata memang benar apa yang dikatakan Fathir !
Seno   : emangnya ia bilang apa sich ?
Siska  : ada deh…!
Seno   : apaan sih ….?
Siska  : iya kalau omongan kalian tuh terus menerus dipikirkan jadi sakit kepala aja
Boby  : (merunduk)
Seno   : (berbalik)
Siska  : kan kalian bilang (berhenti sejenak) nggak usah dipikitin kan (meramaikan suasana)
Seno   : oh yeah (berbalik)
Siska  : dibilang gitu juga sama juga kan…
Boby  : (memotong pembicaraan) aq tau apa sambungannya, Sen (mengacungkan jarinya hingga tiga lalu bersamaan dengan Seno) “nggak usah dipikirin” (lalu Seno, Boby dan Siska pun tertawa terbahak-bahak)
Fathir : mana si Boby…? (mencari) ini dia… !
Seno   : ini anak dari kemarin-kemarin kaya gitu deh, orang itu bikin lelucon Cuma dua kali karena yang ketiganya itu udah nggak seru !
Siska  : ada apa sich Fath, kok nyari-nyari Boby segitunya ?
Fathir : (tidak menghiraukan) Bob jawab pertanyaanq, Adit ama siapa ?
Boby  : aduh-aduh pusing deh !!!
Seno  : aq tau (diam sebentar) tunggu dulu, aq nggak mengerti eh (pura-pura)
Fathir : ala anak ini (mengambil uangnya) nih mengertikan (memberikan uang kepada Seno)
Seno   : kalau gini sih  aq ngerti (meniup tangannya lalu menipuk Boby) masukkan memori kemarin hup…
Boby  : aq ingat !
Fathir : siapa…?
Boby  : Rizal !
Fathir : Rizal, maksudmu sicerewet itu yah
Boby  : iya, tapi kalau Vina sih sehari setelah Adit, dirumah ibunya, lalu ke rumah bapaknya, terus ke rumah neneknya dan kembali ke rumah pamannya lalu…
Fathir : stop (menekan suaranya) cukup-cukup) kalau kamu bicara lebih dari ini memori otakmu akan terbakar
Siska  : betul, betul !
Fathit : liat aja ada asap tuh dikepalamu
Boby  : apa (kaget) mana-mana (berlari berputar-putar lalu pergi)
Seno   : (tertawa)
Siska  : dasar bodoh ! gitu aja dipercaya
Fathir : awas yah ingin buat aq pusing yah Bob, Bob dari dulu aq lebih cerdik dari pada kamu
Seno   : oh… yeah, sekali lagi (berteriak) oi… Bob, ingat “nggak usah loe pikirin”
            Mereka semua pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Boby, lalu pergi kekelas masing-masing saat bel berdering.
***


0 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

.comment-content a {display: none;}