Home » » Ciuman dalam Berpacaran

Ciuman dalam Berpacaran

Posted by DEC Development Education and Culture on Saturday 21 April 2012


                DEC_Hi guys, kembali lagi kita akan membahas mengenai remaja-remaja kita yang tak henti-hentinya menorehkan ukiran baru dalam dunia kita sekarang ini. Dampak dari pengepungan budaya ini telah semakin terasa oleh kita. Nah berikut kita akan membahas mengenai kegiatan ciuman yang sering dipraktekkan oleh remaja-remaja kita.
                Ciuman dalam bahasa biologinya merupakan pertemuan dua bibir yang yang beda pemilik yang dilakukan guna meningkatkan hasrat dan bukti cinta. Sedangkan bahasa fisikanya merupakan pertemuan dua arus yang berlainan yang berakhir dengan taarik menarik antar kutub yang berlawanan ini. Lain lagi dengan bahasa sastra yang mengungkapkan bahwa ciuman merupakan perwujudan dari sebuah kata yang tak bisa diucapkan menggunakan kata-kata. Dan bahasa remajanya adalah engkau mau aku pun mau.


                Kegiatan yang bisa disebut simple ini ternyata membawa pengaruh besar bagi pelakunya. Secara harfiah, tindakan yang tak sepantasnya dilakukan oleh remaja yang masih terbilang dini ini merupakan kegiatan yang hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami istri yang sah, itupun tak selayaknya ditonton banyak orang ini. Sedangkan remaja kita ini melakukan tindakan ini karena berbagai banyak alasan. Diantaranya, ingin mencoba, penasaran, membuktikan cinta dan kasih sayang mereka dengan pacar, dan beragam lainnya.
                Pasangan yang dimabuk asmara ini melakukan kegiatan itu di hampir semua tempat, muali dari ditaman, di sekolah, di mall, di rumah, di kamar, bahkan ditoilet. Apa yang menyebabkan mereka begitu tidak lain adalah karena rentannya pengawasan serta binaan orang tua. Tidak sedikit juga pasangan-pasangan yang menjadikan sarana rekreasi dan fasilitas umum sebagai korban tindakan mereka. Berdua-duaan adalah kunci dari kesuksesan mereka.

                Apa yang seharusnya kita lakukan guna mengatasi hal tersebut?
                Sebenarnya cara yang paling efisien yakni dengan membina tunas-tunas baru kita ini agar mereka menghindarinya serta mendekatkan diri dengan agama masing-masing. Perilaku remaja sekarang sudah terlanjur dan jangan terulang. Generasi baru kita harus bisa lebih baik daripada generasi yang sekarang ini. Dengan kata lain peran orang tua juga sangat besar guna memberikan perhatian serta bimbingan yang jauh lebih serius. Karena nilai keberhasilan seseorang tidak dilihat dari apa yang telah iya kerjakan, namun apa yang bisa dia hasilkan dari apa yang dia dapat. Keberhasilan kita merupakan keberhasilan orang tua dan nantinya keberhasilan kita ialah saat anak kita bisa mendapatkan langkah awal menuju keberhasilanya, utamanya dalam mejaga anak-anaknya.


0 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

.comment-content a {display: none;}