Home » » Drama Kocak 5

Drama Kocak 5

Posted by DEC Development Education and Culture on Sunday 15 April 2012

*      Fathir     : anak yang baik, tidak sombong, suka menolong, tapi benci kekotoran;
*                                          Boby      : seorang anak yang jail, suka menyamakan antara film dan kenyataan, dan baik;
*      Indi         : cewe yang suka terus terang dan tidak suka bertele-tele pemarah tapi baik;
*      Siska       : gadis centil, galak, tapi baik;
*      Seno       : anak yang tidak jauh dari Boby dan suka akan semua tentang uang;
*      Sandi     : anak baru yang biasa-biasa saja, suka berteman dan baik;
*      Bu Yanti : wali kelas yang tegas tapi suka membedakan antara siswa dan siswi.


EPISODE 5
GARA-GARA SISWA BARU

            Di SMAN 1 Lappariaja terjadi sedikit kehebohan diantara para siswa dan siswi. Hampir semua siswa maupun siswi membicarakannya. Didepan kelas itu tampak dua siswi yang sedang membicarakan hal-hal yang sama.

Indi        :  Sis, apa kamu melihat siswa baru itu, katanya hari ini ia akan datang
Siska      :   murid pindahan yah
Indi        : iya, katanya cowo (menjelaskan) ganteng, tajir yah begitulah yang aq dengar
Siska     : apa benar cowo ?
Indi        : iya!
Siska      : ganteng ?
Indi        : iya dan katanya dia akan datang nanti
Siska      : kalau begitu aq jadi tak sabaran lagi nih !
Indi        : iya jadi tidak sabaran pingin cepat istirahat
Siska      : iya !
Seno      : hai gadis cantik (menyapa)
Indi        : dipanggil gitu memang, tapi kalau yang manggil gitu (berhenti sejenak) cape dech!!!
Seno      : (merunduk)
Siska      : ayo kekelas, uda hampir masuk (menarik Indi) ayo ngak usah hiraukan
Seno      : hai tunggu ….
            Maka mereka pun masuk kedalam kelas. Saat istiarahat, Indi dan Siska keluar dari kelas dan langsung menuju kantor kepala sekolah. Saat hampir sampai, mereka terdiam melihat siswa baru itu sedang berbicara dengan wali kelas mereka.
Bu yanti : ingat yah, disini tidak sama seperti sekolah kamu yang dulu serba mewah, kalau disini hanya sederhana (berjalan sambil menerangkan)
Sandi     : iya bu
Bu yanti : saat waktu istirahat habis kamu langsung masuk saja, kamu ibu sudah memberitahu tentang kamu  dengan guru yang mengajar
Sandi      : terima kasih ya bu
Bu yanti : sebaiknya kamu (menatap Indi dan Siska) ya…. Indi, Siska (memanggil) sini kalian
Siska       : iya bu
Indi         : ada apa bu (pura-pura tidak tahu)
Bu yanti : tolong kalian ajak ngobrol, kan sama kelas
Indi         : dia (kaget) masuk dikelas kita (berbalik) yes
Siska       : (menyenggol Indi) sitt… diam
Bu yanti : ada apa dengan kalian ?
Indi         : tidak apa-apa bu
Siska       : (geleng-geleng) iya bu, tidak apa-apa kok (tambahnya)
Bu yanti : ya sudah nanti kalau waktu istirahat habis ajak dia masuk kelas yah
Indi         : (bersama-sama denga siska) siap bu
Bu yanti : ibu pergi dulu yah, ibu ada urusan (berbalik dan pergi)
 Indi       : (menarik Siska) sini (berbisik) ini kesempatan aq, jadi jangan gangu
Siska      : apa, kesempatanmu, ini bagianku
Indi        : apa-apaan sih
Siska      : kamu yang apa-apaan dasar cewe ganjen
Indi        : apa (kaget) dasar tukang ngomel (mengejek)
Siska      : apa….. centil
Indi        : sinting
Siska      : gila
Indi        : jelek
Siska      : kamu tuh
Indi        : kamu
Siska      : kamu
Indi        : kamu
Sandi     : (heran) uh…… (karena tidak tahu duduk permasalahan mereka maka ia pun pergi)
Siska      : kamu
Indi        : kamu, sudah kita bersaing secara sehat aja
Siska      : oke……. (berbalik) hei dimana dia ?
Indi        : dimana apaan (berbalik) loh dia kemana ?
Siska      : gara-gara kamu sih
Indi        : kok aku ? init uh gara-gara kamu
Siska      : kamu
Indi        : kamu
Siska      : kamu
Indi        : kamu
Siska      : hei itu dia (menunjuk kebelakang Indi)
Indi        : (berbalik) mana-mana Cuma tembok Sis !
Siska      : (pergi secara diam-diam)
Indi         : dimana sih (balik kiri-kanan) dimana sih Sis (berbalik) loh mana si Siska, (menggerutu) gawat !!! dia curang, udah duluan ngejar (berlari) tunggu Sis (mengejar)
            Indi pun mengejar Siska yang mencari Sandi, di tempat lain Seno berjalan bersama Fathir bertemu dengan Sandi.
Seno      : Fathir, itukan anak yang baru kubicarakan tadi (menunjuk)
Fathir    : dia ……….
Sandi     : hai (menyapa)
Seno      : kamu…. (berbalik melihat Fathir) kamu kenal
Fathir     : tentu saja, dia sepupuku
Sandi      : hai Fath
Seno       : (berbalik) aq ingin mengenalkan mereka agar aq dianggap keren ternyata sudah kenalan lama (suara rendah)
Fathir     : Sen, kamu ngak apa-apa ?
Seno       : (suara lemah) ngak apa-apa kok (lalu berjalan pergi sambil merunduk)
Sandi      : apa anak itu tidak apa-apa ?
Fathir     : sepertinya tidak, tapi sepertinya ia kecewa 9lega) banyak anak yang aneh termaksud dia dan sepupuku Boby
Sandi     : Boby, anaknya pak Ridwan kan !
Fathir    : iya, bahkan kadang-kadang ia bias lebih pintar dari kamu San !
Sandi     : maksudmu aq kaya gitu juga ?
Fathir    : ngak kok (kemudian berjalan pergi)
            Saat mereka pergi Bu yanti yang juga wali kelas Fathir lewat dan melihat Siska yang di kejar oleh  Indi dari kejauhan
Siska      : (berhenti sejenak) aduh lelahnya (bajunya berantakan) dimana yah ?
Indi         : hei (menghampiri Siska dengan baju berantakan) apa kamu menemukannya tidak ! (lelah)
Siska       : (berlari lagi dan menabrak Bu yanti sehingga buku-bukunya jatuh) maaf bu !
Bu yanti : Siska apa-apaan ini (marah) baju berantakan, lari tidak karuan kaya preman pasar aja
Indi         : rasakan (meledek Siska)
Bu yanti : eh meledek yah kamu Indi, kemari (menunjuk Indi) sini kamu
Indi         : (mendekat) iya bu
Bu yanti : (menjewer) kamu juga sama !!! sekarang kalian menghadap ke tembok, angkat kaki satu  dan pegang  telinga kalian sampai ibu kembali (memungut bukunya lalu bergi)
Siska       : kamu sih, Ndi
Indi         : aq ini semua tuh salah kamu !
Siska       : kamu tuh
Indi         : kamu
Siska       : itu sih kamu
Indi         : kamu
Siska      : aq males liatin muka kamu (berbalik)
Indi        : aq juga, emangnya aq mau liat muka ancur loe (berbalik)
Siska      : apa ??? kamu tuh
Indi         : kamu
Siska      : kamu
Indi        : iih…. (geram)
Siska      : hem…. (diam)
Seno       : (dari tadi memerhatikan mereka pun mendekati Siska) cieh (meledek) ada yang marahan nih (mendekati Indi) cieh mukanya kaya cucian kusut
Indi         : muka loe tuh yang mau distrika biar lebih baik
Bu yanti : (berdiri dibelakang Seno)
Seno       : (tidak menyadari) makanya jangan suka ganguin guru yang suka ngomel itu
Indi         : (bosan mendengar ocehan Seno dan berbalik lalu ia terpaku)
Siska       : (diam melihat Seno)
Seno       : (tertawa) hahaha….
Bu yanti : (menjewe telinga Seno) kamu ini…
Siska       : (menahan tawa)
Indi         : (tertawa kecil)
Seno       : ampun bu (berbalik dan kaget) ampun bukan maksudku begitu
Bu yanti : (memotong pembicaraan) katanya guru yang suka ngomel
Seno       : ampun bu, ampun
Bu yanti : Siska, Indi, hukuman kalian selesai
Indi         : (duduk dikursi)
Siska       : (duduk dan bersandar pada Indi)
Bu yanti : mulai sekarang, hukumanmu adalah berdiri menghadap tembok seperti yang dilakukan oleh Siska dan Indi (menghukum Seno lalu Pergi)
Indi         : rasain loe
Siska      : rasain tuh
Seno       : sepertinya ada yang baikan
Siska       : apa ??? (menghadap indi lalu menyingkir) baikan, cih
Indi         : ngapain dekat aq
Siska       : kamu tuh
Indi         : kamu
Siska      : kamu
Indi         : kamu
Siska       : sudahlah lagian kita juga ngak ketemu ama anak baru itu
Indi         : iya, dihukum ama Bu yanti dan ngak ketemu anak baru itu
Seno       : (memotong pembicaraan) ngapain cari yang ngak ada kalau disini ada aq
Indi         : (bersamaan dengan Siska menjitak kepala Seno) rasakan
Siska       : makanya jadi orang jangan berisik (menepuk-nepuk tangannya)
Seno       : (jongkok) aduh sakit… emangnya dari tadi siapa sih yang berisik (meledek)
Indi         : apa (bersiap-siap)
Siska       : Seno (mengangkat tangannya) mau lagi
Fathir     : (tiba-tiba datang bersama sandi dan memotong pembicaraan) hai Siska, Indi kenalkan
Siska      : (berbalik dan langsung berdiri didepan Sandi) emm.., maaf tadi diliat yah oh ia kenalkan Siska (memperkenalkan dirinya)
Sandi     : (berjabat tangan) Sandi
Indi        : (menyenggol Siska dan langsung berjabat tangan) Indi
Sandi     : Sandi
Seno      : dasar wanita
Siska      : (bersamaan Indi menjitak kepala Seno lagi) rasakan makanya jadi orang jangan suka menggangu
Indi        :  benar (mengangguk tanda setuju)
Seno      : aduh (berkeliling)
Fathir    : kalian sedang apa disini sih?
Siska      : ngak apa-apa kok Fath !
Sandi     : apa kalian ingin kekelas (mengajak) kalau mau ama aq dan Fathir aja
Siska      : (berteriak bersama Indi) mau
Sandi      : ayo
Bu yanti : eh… (datang tiba-tiba) nak Sandi kok belum masuk kelas (melihat Seno) loh kenapa kamu kok muter-muter kaya orang gila Sen?
Indi         : (dijawab cepat) enggak apa-apa kok bu
Bu yanti : key and nak Sandi cepat masuk uda mau masuk
Sandi       : iya bu (melihat Bu yanti pergi) key yuk kita pergi !
Indi           : (berbalik) akhirnya
Siska         : (ikut berbalik) kesempatan
Sandi        : kalian kenapa ?
Indi            : ngak kennapa-napa kok
Siska          : iya-iya (menambahkan)
Sandi         : kalau begitu ayo pergi (menghadap Seno) ayo pergi Sen
Seno          : (merunduk lalu mengacungkan tangannnya) okey setelah urusanku selesai
Sandi         : urusan ???
Seno          : (menatap mata Indi dan Siska) tidak jadi, ayo pergi (pegi bersamaan)
            Akhirnya Sandi pun memiliki teman dan pada jam itu pula mereka masuk ke kelas setelah bel dan mengikuti pelajaran.


0 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

.comment-content a {display: none;}