Fathir : anak yang baik, tidak sombong, suka menolong, tapi benci kekotoran; Santi : seorang anak yang ramah, aktif dan sering sibuk; Indi : cewe yang suka terus terang dan tidak suka bertele-tele pemarah tapi baik; Siska : gadis centil, galak, tapi baik; Seno : anak yang tidak jauh dari Boby dan suka akan semua tentang uang; Preman : wali kelas yang tegas tapi suka membedakan antara siswa dan siswi.
EPISODE 4
PREMAN SEKOLAH
Tahun ajaran baru telah berganti. Penerimaan siswa baru kembali datang. Fathir dan Boby masuk ke SMA N 1 Lappariaja. Namun tidak bagi teman-teman mereka yang lainnya. Adit, Vina dan Jesika semuanya tersebar karena beberapa hal.
Setelah beberapa bulan di sekolah tersebut, fathir dan Boby telah mendapatkan banyak teman baru. Disuatu siang di dekat sebuah kantin.
Fathir : pelajaran dari pak Samsul sulit juga yah Sen, mungkin dengan beberapa kali latihan kita bisa mengerjakan soal yang ia bawakan. Menurut mu gimana Sen?
Seno : (asyik menyeput permennya) yah aq sich fine-fine aja. Bagaimana pun juga yach, latihan berkali-kali pun tetap sama…
Fathir : maksud kamu tetap tidak bisa yah, hehehe
Seno : bukan nya begitu fathir,
Fathir : gmana donk?
Seno : tetap aja aq bakalan nyontek ma kamu (tertawa lebar)
Siska : (datang tiba-tiba dan menyenggol Seno) minggir…
Seno : (menjatuhkan permennya) permenku…. Belum habis lagi (menggeretu)
Fathir : sabar aja Sen,
Seno : iya, aku akan sabar kalau……
Fathir : kalau apa Sen???
Seno : law kamu beliin hehehe (nada rendah)
Fathir : huft dasar, iya iya
Mereka pun berjalan menuju kantin. Setelah itu mereka pun kembali kekelas. Namun beberapa guru pengajar tidak masuk karena ada rapat dadakan. Namun siswa tetap berada dikelas menunggu bel pulang
Indi : kamu fathir kah? Anak dari kelas X 1
Fathir : iya, ada apa yah?
Seno : (menyerobot) iya ada apa?
Indi : tidak apa-apa, cuman mau tahu aja, hehehe
Siska : indi, kekantin yuk (mengajak dari pintu luar)
Indi : oke, aku pergi dulu yach…
Fathir : (masih bingung) iya !!?!
Seno : eh fathir, kekantin yuk?
Fathir : mang kamu punya uang?
Seno : engga,
Fathir : law gitu ngapaen ngajak?
Seno : kan biar lu bisa bayarin, hehehe
Fathir : engga (membalas cepat)
Seno : segitunya dech
Fathir : biarin,
Seno : law begitu ke wc aja yuk?
Fathir : yah uda, saya juga mau kesana, tapi abis ini dulu yach
Seno : kerja apa?
Fathir : cuman nulis-nulis aja
Seno : yah uda
Seno pun menunggu Fathir yang tengah menulis. Setelah itu mereka semua berangkat ke wc. Namun begitu selesai, ia memaksa fathir ke kantin.
Fathir : ngapaen kita kesini Sen?
Seno : sekalian aja, tapi bayarin yach…
Fathir : ah, kena deh aku… aku tunggu disini aja yach
Seno : uangnya mana???
Fathir : nich, aku pesan air aja dech (memberikan uang ke Seno)
Seno : oke
Fathir : hati-hati yach (pergi berteduh dibawah pohon)
Seno pun berangkat sendiri menuju kantin, begitu membeli minuman yang dia inginkan, maka Seno pun beranjak keluar. Namun tampa sengaja ia menginjak bekas air gelasan dan tak sengaja mengenai seseorang yang dari tadi duduk lesu dekat pintu.
Preman : apa maksudnya ini??
Seno : maaf kakak, saya tak sengaja (salah tingkah)
Preman : kamu ngeledek yach? (mulai geram)
Seno : sumpah kakak, saya tidak sengaja.
Preman : kamu baru masuk disini sudah bertingkah, minta dihajar lu? (memegang kerah baju seno)
Seno : maaf kakak (saking takutnya iya menjatuhkan minuman dan kembali membasahi sepatu seniornya itu)
Preman : benar-benar nantang kamu yach, (mendorong Seno hingga hamper jatuh keluar dari kantin)
Fathir : kamu nga apa Sen? (mendatangi Seno)
Preman : awas kamu, saya tunggu entar pulang sekolah, (pergi meninggalkan mereka)
Fathir : kamu nga apa kan Sen? Sebenarnya ada apa sich?
Seno : entar aku jelasin, air kamu tadi jatuh…
Fathir : tidak usa pikirkan itu.
Mereka pun beranjak dari tempat itu dan berpindah kedalam kelas.
Seno : gawat, kali ini aku bakalan mampus (ketakutan)
Fathir : tenang aja Sen, kayanya dia hanya menggertak aja
Seno : law iya sich bagus, tapi law beneran? Nga bisa kebayang aku rasa sakitnya.
Santi : hay guys, liat Indi ma Siska nga?
Fathir : katanya tadi mereka mau ke kantin, tapi nda tahu sekarang gmana
Santi : napa mereka nga ngajak yach?
Fathir : aku sendiri tak tahu
Seno : apa yang mesti aku lakukan sekarang? Pura-pura mati atau sakit?
Santi : kenapa kamu Sen, kaya dikejar hantu??
Seno : (tidaj mendengarkan Santi) mati aku, pasti mati, gawat-gawat…..
Santi : ada apa sich heboh sendiri Sen??
Fathir : tadi dia diancam ma senior, gara-gara tak sengaja menginjak sampah minuman gelas bekas dan mengenai senior tadi.
Seno : bukan cuman senior biasa Santi, dia kekar, penuh tato, berambut panjang, preman pembunuh berdarah dingin yang memotong-motong mangsanya hingga kecil-kecil
Santi : mutilasi maksudnya?
Seno : yah sejenis itu
Santi : mang disini ada preman?
Fathir : dia senior kita, tapi aku nga tahu namanya siapa
Santi : tunggu dulu, dia senior dan berambut panjang dan bertato? Mangnya ada, bukannya cowo berambut panjang dilarang masuk. Apa lagi dia preman!
Fathir : dia terlalu takut sampai mengada-ada begitu
Santi : hahahaha, Seno, Seno…
Seno : senang kamu yah teman kamu akan mati
Santi : tenang aja Sen, aku bakalan datang pas pemakamanmu nanti. Law gitu aq nyusulin Indi ma Siska yach
Seno : hahahah (teriak)
Fathir : (menutup mulut Seno) diam, ntar banyak yang ngeliat
Seno : (berusaha bicara namun mulutnya disumbat ama Fathir
Fathir : apa kamu bilang???
Seno : (member isyarat agar mulutnya dilepaskan)
Fathir : (kaget dan melepas mulut Seno) maaf yach Sen,
Seno : (hanya diam).
Sementara itu, Santi mendatangi Indi dan Siska yang tengah bergosip.
Santi : eh, tau nga law Seno bakal digebukin ma senior bis pulang nanti
Siska : Seno? (kaget awalnya, namun kembali santai) biarin
Indi : loh kok kamu gitu sich Sis,
Siska : biarin, bis dia nyebelin (menyeruput minumannya)
Santi : (duduk di dekat Siska) tapi kan Sis kasian si Senonya
Siska : iya sich, tapi yah uda kan, itu bukan urusan kita.
Santi : yah terserah dech, (beranjak mengambil minuman di pendingin)
Siska : oh iya San, Seno bakalan digebukin sekitar jam berapa?
Indi : lu tiba-tiba care sich Sis, hehehe
Siska : maksud lo?
Santi : (duduk didekat Siska kembali) denger-denger katanya sich bis pulang sekolah
Indi : mang kamu mau ngapain Sis?? Nyelametin Seno yach?
Siska : (dengan cueknya) engga, cuman mau nonton aja law dia jadi digebukin
Santi : (tersedak) dasar lu Sis
Indi : sadis lu
Siska : biarin, heheheh (memutar-mutar sedotan karena minumannya sudah habis). Owh iya San, orang yang kamu cari sejak kemaren-kemarin siapa sich?
Santi : owh, itu kakak aq, dah beberapa hari dia nga pulang
Indi : mang dia dah kelas berapa?
Santi : kelas XII
Indi : owh…
Sesaat setelah pulang sekolah
Seno : (celingak-celinguk dekat tembok) aman nga yach??
Fathir : ngapaen lu kaya maling Sen?
Seno : biar aman
Fathir : seharusnya kamu nda begitu dekat lapangan upacara..
Seno : owh iya yah
Mereka pun berjalan santai kegerbang. Namun tidak lama senior mereka mencegatnya di tengah jalan.
Preman : jadi kamu mau kabur?
Seno : maaf kakak, tapi tadi sudah tidak ada orang dikampus jadi kami pun pulang
Fathir : betul kak.
Preman : jadi langsung saja pilih yang kiri apa yang kanan???
Seno : apa boleh kak tidak memilih?
Fathir : kak, maafin Seno kak, dia tidak sengaja kakak
Preman : sengaja atau tidak, dia telah membasahi pakaianku dan aku harus mencucinya karena itu
Fathir : (bengong sendiri)
Suasana makin mencekam, ketika seno telah disandarkan pada sebuah tembok. Santi datang.
Santi : kak Arya?
Preman : Santi?
Santi : kemana aja kak, nginap dimana?
Preman : di rumah si norman
Santi : Sen, kenalin nich kakak aku, kak bisa minta tolong?
Preman : apa?
Santi : gini loch kak, temen aku si Seno lagi di kejar ma senior, katanya dia mau ngehajar dia kak. Bener kan Sen?
Seno : (mengangguk perlahan)
Santi : tolong cariin tuh orang yah kak. Btw Sen, wajah orang itu kaya gmana?
Preman : (panik)
Seno : (melirik ke arah Arya)
Santi : tunggu dulu, jadi kak Arya yang mereka maksud? (menjewer telinga Arya) kakak ini bikin malu aku aja, entar yah aku aduin ma mami. (pergi)
Preman : Santi, tunggu dulu (mengikuti Santi).
Fathir : lu selamat Sen,
Seno : tak pernah kubayangkan.
Mereka pun diam beberapa saat bagai patung. Tak lama setelahnya, Indi dan Jesika datang menghampiri mereka.
Jesika : jadi gimana sekarang? Jadi lu dihajar?
Indi : hus, ada apa nich?
Fathir : (duduk) aman,
Jesika : sekarang apa?
Seno : (berjalan pulang tampa pamit)
Indi : Seno???
Jesika : ada apa sich?
Fathir : aku certain di jalan aja
Mereka pun pulang.
0 comments:
Post a Comment