Chapter 2
Awal dari Suatu kegagalan
Melewati sebulan masa awal
semester, Fathir mulai bisa mengetahui beberapa nama sukar, walaupun masih
sering tertukar. Hari itu adalah hari senin, setelah upacara bendera, kelas Fathir
mandapat jadwal untuk turun kelapangan dalam mata pelajaran olahraga. Tentunya
mata pelajaran yang menjadi andalan Ridwan membuat si jakung ini mengemas dan
berganti pakaian jauh lebih cepat ketinmbang yang lain. Dia yang juga merupakan
ketua kelas tersebut begitu cepat melaporkan kepada pengajarnya yang bernama
pak Hikmah. Beliau merupakan salah satu guru senior di sekolah mereka.
Mendekati masa 17 Agustus, kembali
sekolah yang tersohor sekecamatan ini melakukan persiapan untuk mengikuti lomba
17 Agustus yang selalu ramai diikuti warga dan sekolah-sekolah dalam kecamatan
yang nama lainya adalah tempat persinggahan dalam bahasa daerahnya, leppangeng. Fathir pun mendapat bagian besar dalam
pelaksanaan tahunan ini. Sebagai peserta gerak jalan pramuka atau yang lebh
dikenal dengan nama Lord Scout.
Sedangkan sekolah penantang tahunannya yang juga menjadi rival sekolah ini
sejak lama adalah Maraja Scout yang
baru tahun itu mematenkan nama barunya.
3 minggu masa pelatihan itu membuat
para pesertanya letih tak berujung. Hasan sendiri yang ikut bersama Fathir
berada di barisan 1 baris didepan Fathir, mengingat Hasan lebih tinggi
dibandingkan si Fathir yang hanya di letakkan 3 barisan belakang. Berbeda
dengan Ridwan yang mengikut pada pasukan palang merah. Iya juga merupakan salah
satu peserta PMR sebelum Fathir berangkat untuk Lord nya.
Tak terasa tim Lord Scout mulai terjun kelapangan seperti yang menjadi keahlian
mereka. Hari hari sibuk Fathir telah dimulai. Memasuki tenda kabupaten, Fathir
mencari pak Mahmud yang tidak lain adalah ketua umum pramuka di kecamatannya.
Bermodal nekat, dia mulai mendekati dan menarik sang ketua tersebut guna
meminta persenan sebelum beliau branjak pulang.
Setelah itu dia kembali ketendanya dan
melapor bahwa iya baru saja ketenda kabupaten menemui ayahnya. Karena alasan
yang jelas maka ia pun dibebaskan untuk tugas yang sebelumnya. Jumlah tim Lord Scout mungkin tidak begitu banyak,
namun hasil kerja mereka memuaskan orang-orang yang bekerja dibawa tenda
kabupaten. Bahkan tak jarang juga tim Lord
mnegambil tugas sebagai penilai lapangan, dibawah terik matahari yang begitu
menyengat selama perkemahan itu.
Tak terasa tiga hari telah berlalu
semenjak itu, keadaan diperkemahan mulai labil, diantaranya telah banyak
peserta yang mulai terserang penyakit. Namun kali ini Fathir tak seberuntung
tahun-tahun sebelumnya. Dia pun terserang sakit hingga dirinya dipulangkan dari
perkemahan atas perintah ayahnya. Tentunya kembalinya Fathir memiliki dampak
yang buruk yang tidak terasa disaat itu.
Terbukti setelah sehari
kepergiannya, tim Lord mulai resah. Bukan karena kemampuan tim mereka yang menurun
karena sepeninggal Fathir, namun lebih kepada pasukan gerak jalan mereka Yang
kekurangan seorang personil yang tak mungkin bisa lagi digantikan. Tepat keesokan
harinya, diperlombaan mereka tampil sebagai juara dihati masyarakat karena
tampilan mereka yang heboh dan keren. Namun tim juri harus menempatkan mereka
diurutan kedua setelah Maraja karena
kehilangan seorang personil yang tak lain adalah Fathir.
Inilah untuk pertama kalinya pasukan
Lord dikalahkan oleh Maraja dalam sejarah yang sempat diingat Fathir. Dalam
rasa bersalahnya dikarenakan dirinya yang mengakibatkan kekalahan timnya, Fathir
hanya bisa termenung melihat pengumuman yang disebutkan oleh salah satu bawahan
ayahnya di tenda kabupaten.
Sebelumnya
Daftar
Terbaru
Sebelumnya
Daftar
Terbaru
0 comments:
Post a Comment