Home » » Smansa Stories 4

Smansa Stories 4

Posted by DEC Development Education and Culture on Friday 27 April 2012


Chapter 4
Sekuntum Mawar di Tengah Padang

                Hampir sebulan setelah kejadian tersebut. Fathir pun mulai bisa kembali tersenyum setelah melihat ibunya kembali tersenyum karena  jerih payah ayahnya yang selalu menenangkannya. Fathir sendiri berharap ingin menjadi seperti ayahnya. Banyangan tersebut masih terbentang difikirannya hingga dia mendapati sebuah berita yang mengejutkan.
          “yang benar kamu Yu?” tanya Fathir.
          “beneran, hasan yani itu sekarang jadian.” Sambung Ayu.

          Fahthir pun mulai mempertanyakan gosip yang beredar dikelasnya tersebut. Dia bahkan tak habis fikir mengingat bahwa dia tak pernah sekalipun mendapati hasan mencoba mendekati yana disekolahnya. Namun pertanyaannya tersebut segera dibenarkan oleh Ridwan yang menyatakan bahwa yana dan hasan memang jadian.


          Saat itu Fathir sama sekali ingin melompat dan meneriakkan kebahagiannya pada teman masa kecilnya itu. Namun hati kecilnya menjawab bahwa betapa hebatnya si hasan itu. Dia selalu menjadi nomor 1 dan dia hanya bisa memandangi punggung temannya itu. Setelah sempat mengalahkan Fathir dibidang pelajaran disekolah, kali ini dia mengalakannya lagi dibidang sosial.  Namun hal tersebut tidak dia sampaikan kepada si hasan dikarenakan beberapa hal yang mungkin tidak membutuhkan jawaban untuk dipermasalahkan.

          Semenjak hari itu, Fathir lebih banyak meluangkan waktu bersama Ridwan dikelas. Sedangkan Fathir sendiri sibuk diluar. Kalau tidak bersama yana, dia pasti bersama dodi, atau paling tidak mengajak mereka bermain takrow dilapangan. Sebenarnya Fathir masih enjoy dengan kesibukannya di Embargo, suatu komunitas belajar bahasa inggris yang mulai dia ikuti sejak masuk SMA.

          Hari itu Fathir dan Ridwan hanya dikelas. Banyak siswa siswi yang bertebaran karena rapat tiba-tiba diruang guru dipagi itu. Fahir sendiri masih bingung ingin melakukan apa dan dia hanya menemani Ridwan. Ridwan yang tertawa begitu lepas memandangi seseorang yang fathir sendiri tidak tahu siapa dia. Jelas saja lamunan Fathir berganti menjadi tawa sindiran mengikuti Ridwan yang semula tertawa sendiri.

          Cewe itu hanya duduk bodoh dimeja guru dan entah apa yang membuat Ridwan begitu serius menertawainya. Setelah berhenti, fahir pun menyempatkan untuk bertanya mengenai perihal tersebut, namun hanya dibalas senyum oleh Ridwan. Fathir yang kala itu masih bingung hanya meneruskan tertawanya mengikuti Ridwan hingga cewe itu beranjak pergi setelah diajak si Anti kekantin.

          Beberapa hari kemudian, disebarlah informasi persiapan penerimaan kader baru PMR sekolahnya dan mengadakan seleksi kepanitiaan. Untuk pertama kalinya semenjak lulus dari SMP Hasan mengajak Fathir dan Ridwan untuk ikut. Cek percek ternyata Yana juga mengikuti seleksi tersebut. Fahtir dan Ridwan pun hanya bisa gelang-gelang kepala saja mendengar ajak temannya tersebut.

Sebelumnya
Daftar
Terbaru


0 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

.comment-content a {display: none;}