Home » » Pelajaran Dari Ulat dan Belatung

Pelajaran Dari Ulat dan Belatung

Posted by DEC Development Education and Culture on Friday 2 November 2012


DEC_Hi guys, pagi ini seputar kampus orange akan membagikan sebuah info menarik yang tentunya dapat kita jadikan renungan buat kita nantinya. Nah terlepas dari itu semua teman-teman, belajar menjadi lebih baik tentu merupakan suatu keharusan bagi tiap manusia sebagai mahluk tuhan yang paling sempurna.
 
Beranjak dari sini teman-teman, kita akan membahas seputaran dunia hewan. Bukan mengenai pelajaran biologi yah, kita hanya akan mencoba menarik sebuah pelajaran berharga dari pembahasan kita nantinya. Yang akan dibahas yakni seputar kehidupan ulat dan belatung. Baru mendengarnya saja, mungkin kita sudah merasa jijik dengan hewan-hewan kerdil nan lucu ini, itu menurut saya. Nah apa yang bisa kita petik dari sini? Mari kita lanjutkan pembahasan kita.


Mengenai seekor ulat nih teman-teman, tahu tidak kalau sebenarnya ulat hanya makan hal-hal yang sudah pasti baik untuknya, Contohnya saja daun. Yah meskipun banyak orang yang jengkel melihat aksi si ulat tadi yang makannya nga tahu selesai, bahkan bisa menghabiskan tanaman cantik-cantik kita bila bergerombolan, namun tak begitu lama mereka akan bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Saat menjadi kupu-kupu, tak ada lagi orang yang sering mengusik mereka karena takut, namun justru disukai banyak orang karena mereka begitu cantik dan memesona. Menjadi kupu-kupu pun, mereka tetap hanya memakan yang baik-baik saja bagi mereka, misalnya sari bunga. Bahkan tak hanya sampai disitu saja, mereka juga membantu penyerbukan tanaman-tanaman bunga yang mereka hinggapi sehingga tak heran bila bunga pun tumbuh dengan indah dibantu olehnya. Pertanyaannya, masih kah kupu-kupu ini menyebalkan padahal awalnya mereka dari seekor ulat yang menjijikkan?
 
Lain cerita dipantai tropis, lain juga cerita di hutan rimbah. Ulat dan belatung mungkin sama menyebalkanya bagi kebanyakan orang. Belatung tidak hanya memakan apa yang sangat menjijikkan layaknya bangkai namun banyak lagi. Padahal kita tahu bila kita meninggal nantinya kita juga akan jadi mayat atau kasarnya bangkai. Nah kebencian orang tidak hanya sampai disitu, begitu belatung bermetamorfosis menjadi lalat, mereka semakin menebar ketakutan dan menggali kewaspadaan setiap orang. Kita tahu bersama bahwa lalat sering hinggap ditempat-tempat yang tidak menyenangkan dan kadang dianggap tidak menyehatkan bagi kita. Mereka juga menyerap beberapa sari ditempat mereka hingga dan menjejakkan kakinya disana dan kadang juga mereka menjejakkan kakinya dimakanan-makanan kita yang kurang terjaga tempatnya. Pertanyaan terbesar yang sering dipertanyakan orang-orang yakni ditempat mana mereka terakhir memijakkan kaki mereka sebelum sampai dimakanan kita?
 
Dua perumpaan diatas bila kita menarik beberapa pelajaran didalamnya akan sangat besar dan hebat. Dalam segi agama, islam khususnya, salah satu pelajaran yang dapat kita petik dari dua pembahasan singkat diatas mengenai ulat dan belatung bisa diumpamakan layaknya orang yang tengah menjalani ibadah puasa. Dalam bulan suci Ramadan, Allah sebagai Dzat pencipta melimpahkan rahmat dan berkahnya yang sebesar-besarnya pada saat-saat itu. Tidak hanya itu, pintu taubat pun dibuka selebar-lebarnya bagi hambanya yang benar-benar mau bertaubat. Sungguh suatu kenikmatan yang sangat besar dibulan itu. Setiap manusia yang memasuki bulan itu dengan bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh maka begitu besar pahala yang dia terima.

Nah disini letak pembelajarannya, kala ketika seorang muslim melakukan ibadah puasa dengan baik, dengan memakan segala hal-hal yang baik dan mengerjakan hal-hal yang baik akan diibaratkan layaknya seekor kupu-kupu. Seekor kupu-kupu yang menjadi indah dan dikagumi oleh banyak pasang mata juga member manfaat bagi kehidupan yang begitu nyata dan tak terelakkan. Sama halnya manusia yang berpuasa selama sebulan penuh lalu dengan segenap hati bermetamorfosis pada hatinya menjadikan dia lebih bermanfaat dan menjadi insan yang berguna. Selayaknya kupu-kupu yang hidup begitu indah hingga akhir hayatnya mencerminka diri seorang muslim yang mengakhiri hembusan nafasnya dengan indah dan tentram.

Sedangkan bagi kehidupan sang belatung yang awalnya tak jauh berbeda dengan ulat namun saat hendak berubah, namun gagal menjadi mahluk secantik kupu-kupu dan hidupnya pun tak begitu diharapkan oleh orang-orang dan lingkungannya sehingga sering kali dia pun di benci dan ditolah dari paradigm kehidupan masyarakat. Layaknya seorang muslim yang yang tengah berusaha berubah namun tidak mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh sang pencipta dan menjadikan hal-hal  yang berbau haram baginya menjadikan dirinya tak berubah sedikitpun dan tetap menjadi masalah bagi masyarakat umum layaknya seekor lalat tadi. Sesungguhnya Allah tidak pernah menciptakan sesuatu tampa ada manfaat dan pelajaran yang dapat kita petik, terlebih contoh diatas dan tentu saja masih banyak contoh lainnya yang akan kita bahas selanjutnya dilain kesempatan. Insya Allah.


0 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

.comment-content a {display: none;}