DEC_Hi
guys, kembali seputar kampus orange Makassar membagikan sebuah info unik yang
akan membahas permainan rakyat anak-anak suku bugis Sulawesi selatan. Permainan
ini dinamakan atau disebut dengan Mabbangnga
pelleng atau lebih dikenal dengan sebutan bermain lempar kemiri. Memang terdengar
sedikit unik permainan yang akan kita bahas secara lanjut dalam paragraph selanjutnya.
Mabbangnga Pelleng merupakan sebuah
permainan yang menggunakan kemiri sebagai alatnya. Cara permainannya cukup
muda, yakni mirip dengan permainan kelereng. Hanya saja disini yang digunakan
ialah kemiri bukan kelereng. Sebuah permainan yang menguji akurasi seseorang
dan melatih anak-anak untuk konsentrasi dalam membidik dan menggunakan
kemampuannya untuk bisa mengontrol arah kemiri yang dileparkan tadi.
Pertama-tama,
pemain yang lebih dari satu orang ini menyiapkan kemiri mereka masing-masing
lalu seseorang mulai menumpuk tanah kering hingga layaknya tempat sasaran
bidikan. Kemudian para pemain memulai melemparkan kemiri mereka berlawanan
dengan kemiri yang menjadi sasaran tadi. Yang memiliki jarak terjauh dari
sasaran tembak menjadi pelempar pertama. Jika salah satu pemain berhasil
menjatuhkan semua kemiri keluar dari lingkaran pelindung disekitar sasaran
tembak, maka kemiri yang dilempar tadi dapat dimiliki oleh pemenang sebelumnya.
Tidak hanya
itu, sebelum melempar tanda memulainya permainan, para peserta harus menyetor
kemiri sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pemain sebelumnya sebagai sasaran
tembaknya. Jadi dengan begitu mereka dapat bermain ria menggunakan kemiri yang
terkadang mereka ambil dari rumah mereka yang membuat ibu-ibu dirumah menjadi
kesal karena kehilangan kemiri mereka.
Mabbangnga
pelleng sendiri juga merupakan instrument latihan yang baik bagi anak-anak guna
mereka mampu mengembangkan kemampuan mereka seimbang. Oleh karena itu, permainan
yang cukup lama ini hingga kini masih dimainkan oleh anak-anak masyarakat
bugis. Meskipun terlihat kuno, namun permainan ini juga tak kalah serunya
dengan permainan-permainan anak-anak masyarakat bugis lainnya.
0 comments:
Post a Comment