DEC_Hi guys, pagi ini seputar kampus orange akan membagikan
sebuah info menarik yang tentunya dapat kita jadikan renungan buat kita
nantinya. Nah terlepas dari itu semua teman-teman, belajar menjadi lebih baik
tentu merupakan suatu keharusan bagi tiap manusia sebagai mahluk tuhan yang
paling sempurna.
Beranjak dari sini teman-teman, kita akan membahas seputaran
dunia hewan. Bukan mengenai pelajaran biologi yah, kita hanya akan mencoba
menarik sebuah pelajaran berharga dari pembahasan kita nantinya. Yang akan
dibahas yakni seputar kehidupan ulat dan belatung. Baru mendengarnya saja,
mungkin kita sudah merasa jijik dengan hewan-hewan kerdil nan lucu ini, itu
menurut saya. Nah apa yang bisa kita petik dari sini? Mari kita lanjutkan
pembahasan kita.
Mengenai seekor ulat nih teman-teman, tahu tidak kalau
sebenarnya ulat hanya makan hal-hal yang sudah pasti baik untuknya, Contohnya
saja daun. Yah meskipun banyak orang yang jengkel melihat aksi si ulat tadi
yang makannya nga tahu selesai, bahkan bisa menghabiskan tanaman cantik-cantik
kita bila bergerombolan, namun tak begitu lama mereka akan bermetamorfosis
menjadi kupu-kupu. Saat menjadi kupu-kupu, tak ada lagi orang yang sering
mengusik mereka karena takut, namun justru disukai banyak orang karena mereka begitu
cantik dan memesona. Menjadi kupu-kupu pun, mereka tetap hanya memakan yang
baik-baik saja bagi mereka, misalnya sari bunga. Bahkan tak hanya sampai disitu
saja, mereka juga membantu penyerbukan tanaman-tanaman bunga yang mereka
hinggapi sehingga tak heran bila bunga pun tumbuh dengan indah dibantu olehnya.
Pertanyaannya, masih kah kupu-kupu ini menyebalkan padahal awalnya mereka dari
seekor ulat yang menjijikkan?
Lain cerita dipantai tropis, lain juga cerita di hutan
rimbah. Ulat dan belatung mungkin sama menyebalkanya bagi kebanyakan orang.
Belatung tidak hanya memakan apa yang sangat menjijikkan layaknya bangkai namun
banyak lagi. Padahal kita tahu bila kita meninggal nantinya kita juga akan jadi
mayat atau kasarnya bangkai. Nah kebencian orang tidak hanya sampai disitu,
begitu belatung bermetamorfosis menjadi lalat, mereka semakin menebar ketakutan
dan menggali kewaspadaan setiap orang. Kita tahu bersama bahwa lalat sering
hinggap ditempat-tempat yang tidak menyenangkan dan kadang dianggap tidak menyehatkan
bagi kita. Mereka juga menyerap beberapa sari ditempat mereka hingga dan
menjejakkan kakinya disana dan kadang juga mereka menjejakkan kakinya
dimakanan-makanan kita yang kurang terjaga tempatnya. Pertanyaan terbesar yang
sering dipertanyakan orang-orang yakni ditempat mana mereka terakhir memijakkan
kaki mereka sebelum sampai dimakanan kita?
Dua perumpaan diatas bila kita menarik beberapa pelajaran
didalamnya akan sangat besar dan hebat. Dalam segi agama, islam khususnya,
salah satu pelajaran yang dapat kita petik dari dua pembahasan singkat diatas
mengenai ulat dan belatung bisa diumpamakan layaknya orang yang tengah
menjalani ibadah puasa. Dalam bulan suci Ramadan, Allah sebagai Dzat pencipta
melimpahkan rahmat dan berkahnya yang sebesar-besarnya pada saat-saat itu.
Tidak hanya itu, pintu taubat pun dibuka selebar-lebarnya bagi hambanya yang
benar-benar mau bertaubat. Sungguh suatu kenikmatan yang sangat besar dibulan
itu. Setiap manusia yang memasuki bulan itu dengan bersungguh-sungguh menjalankan
ibadah puasa dengan sungguh-sungguh maka begitu besar pahala yang dia terima.
Nah disini letak pembelajarannya, kala ketika seorang muslim
melakukan ibadah puasa dengan baik, dengan memakan segala hal-hal yang baik dan
mengerjakan hal-hal yang baik akan diibaratkan layaknya seekor kupu-kupu.
Seekor kupu-kupu yang menjadi indah dan dikagumi oleh banyak pasang mata juga
member manfaat bagi kehidupan yang begitu nyata dan tak terelakkan. Sama halnya
manusia yang berpuasa selama sebulan penuh lalu dengan segenap hati
bermetamorfosis pada hatinya menjadikan dia lebih bermanfaat dan menjadi insan
yang berguna. Selayaknya kupu-kupu yang hidup begitu indah hingga akhir
hayatnya mencerminka diri seorang muslim yang mengakhiri hembusan nafasnya
dengan indah dan tentram.
Sedangkan bagi kehidupan sang belatung yang awalnya tak jauh
berbeda dengan ulat namun saat hendak berubah, namun gagal menjadi mahluk
secantik kupu-kupu dan hidupnya pun tak begitu diharapkan oleh orang-orang dan
lingkungannya sehingga sering kali dia pun di benci dan ditolah dari paradigm
kehidupan masyarakat. Layaknya seorang muslim yang yang tengah berusaha berubah
namun tidak mengikuti jalan yang telah ditentukan oleh sang pencipta dan
menjadikan hal-hal yang berbau haram
baginya menjadikan dirinya tak berubah sedikitpun dan tetap menjadi masalah
bagi masyarakat umum layaknya seekor lalat tadi. Sesungguhnya Allah tidak
pernah menciptakan sesuatu tampa ada manfaat dan pelajaran yang dapat kita
petik, terlebih contoh diatas dan tentu saja masih banyak contoh lainnya yang
akan kita bahas selanjutnya dilain kesempatan. Insya Allah.
0 comments:
Post a Comment