Chapter 6
Siapa dia ?
Pada
hari minggu setelah rapat, tepat tanggal 1 November 2009, acara indoor Diklat PMR SMAN 1
Lappariaja dimulai. Pagi-pagi sekali Fathir telah menyiapkan diri untuk
berangkat kesekolahnya. Setelah mencuci pakaian, dia terus membereskan rumah
seperti biasa. Namun tentunya kali ini dia bergerak lebih dini guna mengejar
waktu untuk ke sekolahnya.
Setelah
pekerjaannya selesai, dia pun melangkah ke kamar mandi. Ditariknya handuk merah
kusam miliknya dan menutup rapat pintu kamar mandinya lalu dia pun mandi.
Sekitar 5 menit lebih dia pun selesai mandi dan beranjak kekamar setelah
mengeringkan badannya sehabis mandi. Setelah berpakaian yang cukup rapi, dia
pun bersiap dan meminta izin kepada ayah dan ibuya.
Hari
itu Fathir berniat mengendarai motor sehingga dia pun mencoba meminta izin ke
ayahnya. Awalnya orang tuanya tidak mengizinkan dia membawa motor, namun karena
beberapa alasan yang Fathir ucapkan akhirnya mereka mengizinkannya. Namun
ayahnya berpesan bila nanti dirinya mendapati petugas polisi dan ditahan, agar
jangan pernah mau tanda tangan.
Setelah
mendapatkan motor, dia pun berangkat dengan tenang menuju sekolahnya. Di tengah
jalan, dia mendapati temannya bernama Ningsih yang juga temannya di Lord. Spontan dia pun menawarkan
tumpangan pada teman SD nya. Namun niat baik tak selamanya berakhir baik,
karena memiliki penumpang tampa helm, maka petugas penertiban menghentikan
Fathir dan menilangnya atas kesalahan yang diperbuatnya.
Karena
kendaraannya yang telah ditahan, kemudian dia pun berjalan kaki ke sekolahnya
sedangkan si Ningsih mendapat tumpangan lainnya. Setelah memberi kabar
keorangtuanya, maka dia pun meneruskan perjalanannya. Dengan bermandikan
keringat, maka dia pun berhasil tiba disekolahnya walaupun dia telat hampir
sejam lebih.
Selama
disekolah dirinya tidak pernah tersenyum karena kesialan sedang menghampirinya,
bahkan difikirannya adalah bagaimana teguran dari orang tuanya karena kejadian
tersebut. Sejam setelahnya Fathir pun di hubungi oleh orang tuanya untuk menberikan
kunci serta surat tilang kepada tantenya yang kala itu telah menunggu di kantor
polisi. Setelah menyelesaikan perkara yang dia hadapi, maka Fathir pun kembali
ke sekolahnya dan kembali ikut dalam kegiatan.
Tidak
lama setelah itu, semua peserta dikumpulkan ketengah lapangan bersama para
panitianya guna mendengarkan intruksi pemateri yang diundang langsung dari
Markas PMI Kab. Bone. Sinar matahari yang begitu terang membasahi tiap-tiap
punggung peserta dengan keringatnya. Sedangkan Fathir sendiri hanya duduk
berteduh dibalik banyangan teman-temannya.
Mungkin
karena terik matahari yag begitu panas, atau karena beberapa pendamping peserta
kelelahan berdiri akhirnya Fathir harus berpindah-pindah guna menyelamatkan
dirinya dari panasnya matahari. Hingga dirinya berteduh pada sesosok banyangan
yang begitu lama melindunginya. Hampir 20 menit berlalu semenjak dirinya
berteduh dan kali ini Fathir mulai penasaran siapa yang begitu baik mau
melindungi dirinya dari terik matahari.
Fathir
pun berbalik menghadap wajah orang yang begitu baik padanya. Namun karena
begitu gelap melihat dari bawah, maka dia pun segera berdiri disampingnya. Lalu
dia kebali terkejut saat mengetahui bahwa orang yang begitu baik ini adalah
seorang wanita. Setelah mengucapkan terima kasih, fathir pun kembali
memerhatikan pemateri yang tengah menjelaskan beberapa penjelasan singkat
mengenai apa yang akan peserta lakukan berikutnya.
Namun
kali ini Fathir tak memerhatikan pemateri dan lebih memerhatikan gadis
tersebut. Gadis mengikat rambutnya dengan ikat rambut berwarna biru dengan baju
hijau terang panjang dan mengenakan celana hitam dengan sepatu hitam khas yang
beda dari beberapa temannya. Karena penasaran, akhirnya Fathir pun mengajak
gadis itu berbincang-bincang.
Tak
lama setelahnya akhirnya itu, pemateri mengizinkan peserta untuk bubar. Sebelum
berpisah Fathir berusaha mengetahui namanya dengan menanyakannya secara
langsung. Awalnya gadis itu tidak menjawab dan hanya tersenyum, entah dia
memikirkan apa, namun setelah hampir hanya mereka berdua saja yang tinggal
ditengah lapanangan nan panas itu akhirnya iya menjawabnya. Setelah dia
menjawab, dia pun memperlihatkan ID cardnya sebagai bukti bahwa dia tidak
bohong lalu beranjak pergi setelah datang temanya yang Fathir tak tahu namanya siapa.
Fathir
pun menanyakan perihal kelas berapa yang memiliki pakaian porseni tahun lalu
yang berwarna hijau terang dan tengan panjang. Beberapa orang yang dia tanya
menjawab tak tahu dan ada yang menjawab kelas X.4. berbekal nama yang dia
peroleh, serta rasa penasaran yang lebih dengan gadis itu, maka Fathir telah
siap menjelajahi sekolahnya esok. Dan satu hal yang pasti namanya adalah Ida.
0 comments:
Post a Comment