DEC_Hi guys, di era sekarang ini, ada banyak sekali pandangan dan juga tanggapan dari berbagai golongan masyarat terkait dengan apa saja yang viral belakangan ini di sosial media. Hal ini tentu menjadi memungkinkan dikarenakan massive nya akses media kebanyak orang di karenakan tuntutan jaman. Tidak hanya hal ini menimbulkan perubahan perilaku di masyarakat sekarang ini, namun juga sudah mulai masuk ke lini individual. Tidak hanyar terkadang banyak faktor yang menyebabkan hal ini, terlebih untuk masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.
Kali ini kita akan mencoba untuk mengangkat isu seputar wanita yang mandiri atau independen (independent woman). Tentunya hal ini bisa menyinggung banyak hal karena berkaitan dengan norma, perilaku, kebiasaan umum, adat dan lain sebagainya. Isu ini sendiri telah banyak di perdebatkan di banyak Negara, terutama untuk Negara maju. Tentu saja banyak pula research yang telah dilakukan menanggapi adanya perilaku ini. Respon yang datang pun beragam sehingga menimbulkan pro kontra dalam prosesnya.
Menurut artikel pada laman kumparan, Independent Woman adalah Perempuan yang bisa melakukan banyak hal seorang diri dan tentunya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. “The modern woman has a mind of her own. She's strong, independent, fierce and totally takes being single in her stride” di kutip dari laman Idiva, salah satu blog luar negeri yang membahas perihal isu dan opini terkait mengenai wanita. Secara garis besarnya, wanita mandiri yang dimaksudkan yakni mereka yang telah mampu menghidupi dirinya sendiri dan mampu untuk membahagiakan dirinya untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan tanpa adanya interverensi ataupun ganguan dari orang lain, terkhusus pada para pria.
Hal ini tentu menjadi respon balik akan banyaknya kondisi dan stereotype yang menjadikan wanita sebagai penduduk nomor dua dalam strata bermasyarakat. “on the other hand, the social structure has not been much modified by the charges in woman's condition; this world, always belonging to men, still retains the form they have given it.” Simone De Beauvoir (the second sex: 1956). Tingginya tingkat kekerasa dalam ranah keluarga dan juga kriminalitas social yang menyasar wanita dan juga anak-anak menjadi faktor – faktor yang menjembatani lahirnya pandangan ini. Bahkan ada pula yang beranggapan bahwa independent woman juga berarti perlawanan terhadap sikap dominasi pria yang mengakusisi di hampir setiap lini kehidupan masyarakat.
Beberapa diantaranya yang menujukkan sikap pro dengan menuliskan tajuk “The modern woman has a mind of her own. She's strong, independent, fierce and totally takes being single in her stride” ataupun menuliskan klasifikasi dan ciri – ciri umum mengenai independent woman sebagai berikut: Independent women don't rely on others in order to get things done (wanita mandiri tidak membutuhkan orang lain demi menyelesaikan berbagai hal); Independent Women who have goals and act on those goals every day (wanita mandiri yakni mereka yang telah memiliki tujuan dan mengejar hal tersebut disetiap harinya); Independent women don't need men to make them happy (wanita mandiri tidak membutuhkan pria-pria untuk membahagiakan mereka); Independent women work hard for what they want in life (wanita mandiri bekerja keras untuk memenuhi kehidupan yang mereka inginkan).
Lantas apa sih yang menjadikan hal ini menjadi kontrofersi? Setiap individu memiliki hak yang sama untuk melakukan apapun yang mereka inginkan, inilah yang kita kenal dengan sebutan Hak Asasi Manusia (HAM). Dengan adanya HAM inilah, perpecahan pendapat yang secara umum mulai terbentuk. Berkaca pada budaya ketimuran yang menganggap bahwa pria yang baik yakni mereka yang mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan wanita yang baik merupakan mereka yang mampu berdiam dirumah dan memenuhi kebutuhan keluarganya yang sebelumnnya telah disediakan oleh pria. Kedua poin ini lah yang mengakari bentrok pendapat hingga lahirnya perpecahan dan pendapat dewasa ini tentang wanita mandiri, terlebih mereka yang menyandang gelar sebagai wanita karir.
Hal lainnya yang sangat kontras terhadap pandangan mengenai wanita mandiri ini yakni mereka meyakni bahwa wanita juga memiliki hak dan potensi yang sama besarnya dalam mengejar impian, cita-cita dan karir mereka yang serupa dengan pria. Wanita – wanita ini yang telah meninggalkan rumah mereka untuk mengejar karir lantas mengubah budaya dan kebiasaan hidup sebelumnya dimana wanita yang menjaga rumah dan memenuhi kebutuhan rumahnya berupa merawat suami dan juga mendidik anaknya menjadi berubah. Wanita karir ini pun memecah waktunya untuk di rumah dan di tempat kerja. Hingga kondisi ekstrimnya mereka menganggap bahwa anak-anak menjadi beban terhadap diri mereka. Tentunya tidak semua, tapi opini ini pun berlanjut dengan adanya wacana yang menyatakan bahwa memiliki anak merupakan pilihan lagi, bahkan menikah pun bukan lagi menjadi sesuatu yang lebih penting dari mengejar gelr sebagai wanita karir
Dampaknya tentu pada penurunan pertumbuhan generasi baru karena semakin berkurangnya bayi yang lahir dari pandangan ini. Hal inilah yang menjadi poin penting tentang perdebatan panjang perihal pandangan mengenai wanita mandiri ini. Di satu sisi, pandangan ini membuka kesempatan yang besar terhadap wanita – wanita di luar sana tentang bagaimana mereka mampu untuk bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri, membuat kompetisi dunia semakin adil dengan menghilangkan pandangan mengenai wanita sebagai masyarakat nomor dua. Namun dampat lainnya dengan hilangnya sosok dan peran seorang wanita dalam keluarga terhadap tatanan kehidupan masyarakt dan juga terhadap generasi baru mendatang. Polemik tentang kemunduran suatu negara diakibatkan merosotnya tingkat pertumbuhan penduduknya sudah bukan isapan jempol semata.
Pembahasan perihal independent woman tentu masih sangat panjang. Hal ini berkaitan dengan banyaknya pertimbangan yang harus didikirkan dan tetap dibicarakan. Untuk teman-teman sendiri, bagaimana pendapat kalian terkait artikel ini. Silahkan di jawab di kolom komentar. Terima kasih.
References:
https://basicsbybecca.com/blog/independent-women
https://kumparan.com/haeni-relawati/tantangan-menjadi-independent-woman-1y8xqWfxxY2/full
0 comments:
Post a Comment