Home » , » Apa itu Extimisme Kekerasan dan Upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk Mengantisipasinya

Apa itu Extimisme Kekerasan dan Upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk Mengantisipasinya

Posted by DEC Development Education and Culture on Sunday, 12 February 2023

 DEC_Hi guys, apakah sebelumnya kalian pernah mendengar istilah Extrimisme? Radikalisme? Mungkin beberapa teman – teman pernah mendengarkannya di beberapa tajuk berita nasional ataupun pernah mendengar istilah tersebut. Pada artikel kali ini admin akan mencoba membedah sedikit maksud dari kedua kata ini, sekaligus menyampaikan tanggapan pribadi dari admin sendiri terkain dengan kata tersebut. Hal ini sekaligus menjadi warning ke kita juga akan bahayanya kedua kata sekaligus memperingati hati pencegahan ekstrimisme kekerasan itu sendiri.



Secara harfiah, ekstremisme adalah kualitas atau keadaan yang menjadi ekstrem. Ekstremisme adalah advokasi ukuran atau pandangan ekstrem. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekstremisme adalah keadaan atau tindakan menganut paham ekstrem berdasarkan pandangan agama, politik, dan sebagainya. 


Kata radikal berasal dari bahasa Latin, radix atau radici. Radix dalam bahasa Latin berarti 'akar'. Istilah radikal mengacu pada hal-hal mendasar, prinsip-prinsip fundamental, pokok soal, dan esensial atas bermacam gejala. Paham atau aliran yang radikal disebut juga dengan radikalisme. Menurut Cambridge Dictionary, radikal adalah percaya atau mengekspresikan keyakinan bahwa harus ada perubahan sosial atau politik yang besar atau secara ekstrem. Oxford Dictionary juga memahami ‘radikal’ sebagai orang yang mendukung suatu perubahan politik atau perubahan sosial secara menyeluruh.


Sementara itu, menurut KBBI, radikalisme memiliki tiga arti. Pertama, radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik, kedua, radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, dan ketiga, radikalisme adalah sikap ekstrem dalam aliran politik.


Menurut Indonesia.go.id, istilah radikal bisa bermakna positif atau negatif tergantung pada konteks ruang dan waktu sebagai latar belakang penggunaan istilah tersebut. Radikalisme mengacu pada doktrin politik yang dianut oleh gerakan sosial-politik yang mendukung kebebasan individu dan kolektif, dan emansipasi dari kekuasaan rezim otoriter dan masyarakat yang terstruktur secara hierarkis.


Secara umum, ada beberapa hal yang melatarbelakangi ekstremisme kekerasan yakni:

Konflik antar kelompok dengan latar belakang sentimen primordial dan keagamaan.

Kesenjangan ekonomi

Perbedaan pandangan politik

Perlakuan yang tidak adil

Intoleransi


Dalam hal ini, penanggulangannya akan sedikit lebih lambat karena umumnya bentuk pemulihannya  harus melibatkan banyak orang dan tentunya membutuhkan proses dan waktu yang tidak singkat. Adapun upaya pemerintah dalam menanggulangi keadaan ini telah dituangkan dalam Perpres Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024. “Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme, diperlukan suatu strategi komprehensif, untuk memastikan langkah yang sistematis, terencana, dan terpadu dengan melibatkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan,” tertuang dalam pertimbangan Perpres.


Adapun poin-poin penting yang terdapat di dalam Perpres itu sbb:

Pelibatan influencer

Kurikulum sekolah dan pelatihan guru

Pelatihan pemolisian

Pelatihan penceramah

Unit aduan khusus


Tidak hanya di Indonesia, kondisi serupa juga terjadi di banyak negara luar. Latar belakangnya pun beragam, mulai dari politik, agama dan lain sebagainya. Di Amerika, radikalisme adalah ekstremisme politik dalam bentuk apa pun, baik kiri maupun kanan. Komunisme dianggap sebagai radikal kiri, sementara fasisme dianggap sebagai radikal kanan. Berbagai gerakan pemuda di Amerika Serikat, yang secara luas disebut radikal, dikaitkan dengan kecaman terhadap nilai-nilai sosial dan politik tradisional. 


Ekstrimisme kekerasan berbasis keagamaan semakin mengkhawatirkan berbagai negera di belahan dunia. Salah satu contohnya adalah di Inggris, negara ini pun sejak 2001 telah merilis sejumlah kebijakan untuk meredamnya. Pada 2006, Inggris mengumumkan Contest, sebuah strategi anti-terorisme dan anti-radikalisme yang memayungi empat program, antara lain Pursue, Prevent, Protect, dan Prepare. Tentunya setiap negara juga terus mencoba mengkaji dan mengeluarkan kebijakan yang dianggap sesuai dengan kondisi di negara masing – masing. Peran serta masyarakat juga sangat penting dalam menjaga perdamaian dan keutuhan negara dengan bersifat aktif.


References:

https://lkis.or.id/2021/10/26/ekstremisme-kekerasan-violent-extremism/ 

https://www.kominfo.go.id/content/detail/32310/inilah-perpres-ran-pencegahan-dan-penanggulangan-ekstremisme-berbasis-kekerasan/0/berita 

https://nasional.kompas.com/read/2021/01/20/07301501/5-poin-penting-perpres-pencegahan-ekstremisme-dari-pelibatan-influencer 

http://lipi.go.id/siaranpress/Ekstrimisme-Kekerasan-di-Inggris-dan-Relevansinya-bagi-Indonesia/19344 

https://www.liputan6.com/hot/read/4731451/ekstremisme-adalah-tindakan-menganut-paham-ekstrem-ini-bedanya-dengan-radikalisme

Baca juga: Daftar Hari Penting di bulan Februari


0 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

.comment-content a {display: none;}