DEC_Hi guys, pada artikel kali ini, admin akan membahas seputar artikel kesehatan yang tentunya tidak asing di telinga teman – teman. Sesuai jugul arrikel kali ini, kita akan membahas secara singkat apa itu Epilepsi, apa saja yang mungkin bisa menyebabkan seseorang mengidap penyakit ini, gejala apa saja yang ditimbukannya dan bagaimana prosedur penanganannya. Hal ini menjadi cukup penting mengingat ada beberapa hal yang mengkhawatirkan dari penyakit epilepsi ini atau yang biasa kita kenal dengan sebutan ayan.
Epilepsi atau yang sering kita kenal dengan sebutan penyakit ayan merupakan suatu kondisi yang dapat menjadikan seseorang mengalami kejang secara berulang yang disebabkan dimana terjadi implus listrik ke sel saraf di otak secara berlebihan sehingga menyebabka perilaku atau adanya gerak tubuh yang tidak terkendali. Epilepsi juga bisa didefinisikan sebagai kejang berulalng pada sebagian atau seluruh anggota tubuh akibat ganguan pada pola aktifitas listrik di dalam otak. Perlu di garis bawahi bahwa kejang memang merupakan gejala utama dari epilepsi atau ayan namun bukan berarti setiap orang yang mengalami kejang menderita penyakit ini.
Penyebab Epilepsi
Epilepsi dapat mulai diidap pada usia kapan saja, umumnya kondisi ini terjadi sejak masa kanak-kanak. Berdasarkan penyebabnya, epilepsi dibagi dua, yaitu:
• Epilepsi idiopatik, disebut juga sebagai epilepsi primer. Ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Sejumlah ahli menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik (keturunan).
• Epilepsi simptomatik, disebut juga epilepsi sekunder. Ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah faktor, seperti luka berat di kepala, tumor otak, dan stroke diduga bisa menyebabkan epilepsi sekunder.
Selain beberapa penyebab yang diduga dapat memicu epilepsi di atas, ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena epilepsi. Berikut di antaranya:
• Riwayat kejang di masa kecil
• Infeksi otak
• Demensia
• Penyakit vaskular atau stroke
• Cedera pada kepala
• Riwayat keluarga dengan epilepsi
• Berusia di bawah 2 tahun atau lansia di atas 65 tahun
Gejala Epilepsi
Untuk gejalanya sendiri, Karakteristik kejang akan bervariasi dan bergantung pada bagian otak yang terganggu pertama kali dan seberapa jauh gangguan tersebut terjadi. Jenis kejang epilepsi umumnya dibagi menjadi dua berdasarkan gangguan pada otak, yaitu:
• Kejang Parsial
Pada kejang parsial atau focal, otak yang mengalami gangguan hanya sebagian saja.
Kejang parsial simpel, yaitu kejang yang pengidapnya tidak kehilangan kesadaran. Gejalanya dapat berupa anggota tubuh yang menyentak, atau timbul sensasi kesemutan, pusing, dan kilatan cahaya.
Kejang parsial kompleks. Kadang-kadang, kejang focal memengaruhi kesadaran pengidapnya, sehingga membuatnya terlihat seperti bingung atau setengah sadar selama beberapa saat. Inilah yang dinamakan dengan kejang parsial kompleks. Ciri-ciri kejang parsial kompleks lainnya adalah pandangan kosong, menelan, mengunyah, atau menggosok-gosokkan tangan.
• Kejang Umum
Pada kejang umum atau menyeluruh, gejala terjadi pada sekujur tubuh dan disebabkan oleh gangguan yang berdampak kepada seluruh bagian otak. Dalam beberapa kasus, kejang menyeluruh membuat pengidap benar-benar tidak sadarkan diri. Kesulitan bernapas untuk beberapa saat, sehingga badan terlihat pucat atau bahkan membiru menjadi hal yang paling harus diwaspai pada tingkatan ini. Setelah sadar, pengidap terlihat bingung selama beberapa menit atau jam.
Penanganan Epilepsi
Sebelumnya perlu dipahami bahwa seseorang yang sedang kejang belum tentu mengidap epilepsi, namun ada kemungkinan yang mengarah kesana. Dibutuhkan proses pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis untuk bisa memastikannya. Apabila orang yang mengalami kejang ini merupakan kenalan atau keluarga teman – teman, ada baikknya untuk bisa membantu memberikan informasi penting ke tim medis yang menangani, terlebih apakah sebelumnya ada riwayat kejang atau tidak. Namun teman-teman perlu menghubungi tim medis terdekat jika mengalami gejala-gejala epiepsi seperti berikut:
• Kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
• Pernapasan atau kesadaran tidak kembali setelah kejang berhenti.
• Kejang kedua berlangsung segera setelahnya.
• Demam tinggi.
• Kelelahan akibat panas.
• Sedang hamil.
• Memiliki riwayat diabetes.
Semoga artikel kali ini dapat membantu.
References:
https://www.alodokter.com/epilepsi
https://www.halodoc.com/kesehatan/epilepsi
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/71/mari-kenali-gejala-epilepsi
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-epilepsi
Baca juga: Daftar Hari Penting di Bulan Februari
0 comments:
Post a Comment