Chapter 9
Awal sebuah
cerita -1
Begitu
sampai ketenda dapur, Fathir dan Ida kembali di kejutkan oleh Sri yang
datangnya entah dari mana. Fathir pun cuek saja menanggapi teman kelasnya
tersebut. Tak lama Sri mulai mempertanyakan mengenai bahan-bahan persiapan di
dapur kepada Ida. Sontak iya menjawab hal tersebut. Namun diketahui bersama
saat itu bahwa perlengkapan-perlengkapan dapur yang dibawa peserta belum
terkumpul.
Mengingat
bahwa bendera yang hendak iya bagikan kepada peserta, maka iya pun member usul
kepada kedua temannya itu. Setelah saling memberi pendapat pendek maka mereka
sepakat akan mendatangi tiap tenda guna mengumpulkan semua perlengkapan yang
dibawa peserta dan membagikan bendera yang akan fathir bagikan.
Saat
hendak berangkat, Sri berpamitan dan kembali menghilang. Fathir sendiri masih
bingung sendiri dengan orang tersebut. Setelah menepiskan fikirannya tadi, maka
dia pun mulai berjalan ketenda yang lebih jauh dari tenda dapur. Ida sendiri
tampa banyak komentar hanya ikut sambil mengingat apa-apa saja yang akan dia
ambil.
Memasuki
tenda pertama, Fathir pun mengintruksikan agar para peserta mematikan lilinnya.
Dengan begitu maka Fathir tak perlu risau dengan siapa dia berbicara.
Menurutnya begitu, namun pastinya sebelumnya dia meminta agar para pendamping
keluar sebelumnya dari tenda.
Setelah
Ida menjelaskan perlengkapan yang wajib dikumpul peserta, Fathir pun meminta
seorang relawan mengantarkan barang tersebut ketenda dapur dan seorang lagi
ketenda panitia guna mengambil bendera mereka nantinya. Begitu seterusnya tiap
tenda putra dia masuki. Dan terkadang
Sri datang membantu, namun setelah memasuki beberapa tenda dia kembali
menghilang.
Perjalanan
Fathir pun berakhir ditenda kelompok 4. Setelah kembali ketenda dapur,
perjalanan Ida berlanjut ketenda putrid bersama Sri yang kembali muncul secara
ajaib dikala itu. Fathir sendiri tak bisa mengantar dikarenakan mereka hendak
memasuki tenda-tenda hawa yang bukan merupakan kawasannya. Beberapa saat
setelah kedua wanita itu pergi, Fathir dipanggil oleh panitia putra lain.
Diantara
mereka yang berbicara adalah Opik dan Tono. Awalnya mereka menegur apa yang
baru saja Fathir lakukan dengan mengusir para damping dari tendanya bersama
anggota timnya. Namun setelah member penjelasan terkait yang dia lakukan maka
temannya pun mulai membenarkan. Setelah semua kejadian tersebut, Tono hanya
mengingatkan bila ingin melakukan sesuatu maka hendaknya dia membahasnya
sebelumnya dengan panitia yang lainnya.
Setelah
melakukan pembicaraan yang cukup berat tadi, maka mereka kembali bergabung
kepanitia yang lainnya guna membahas teknisi kerja selama perkemahaan. Tentu
saja Pak Aji datang sebagai penasehat rapat yang dilakukan dibelakan tenda
panitia yang berhadapan langsung dengan tenda dapur. Tak lama berselang, Ida
dan Sri pun ikut bergabung dengan mereka setelah selesai berpatroli di tiap tenda.
0 comments:
Post a Comment