Home » » Smansa Stories 9

Smansa Stories 9

Posted by DEC Development Education and Culture on Tuesday 7 August 2012


Chapter 9
Awal sebuah cerita -1
 
                Begitu sampai ketenda dapur, Fathir dan Ida kembali di kejutkan oleh Sri yang datangnya entah dari mana. Fathir pun cuek saja menanggapi teman kelasnya tersebut. Tak lama Sri mulai mempertanyakan mengenai bahan-bahan persiapan di dapur kepada Ida. Sontak iya menjawab hal tersebut. Namun diketahui bersama saat itu bahwa perlengkapan-perlengkapan dapur yang dibawa peserta belum terkumpul.


                Mengingat bahwa bendera yang hendak iya bagikan kepada peserta, maka iya pun member usul kepada kedua temannya itu. Setelah saling memberi pendapat pendek maka mereka sepakat akan mendatangi tiap tenda guna mengumpulkan semua perlengkapan yang dibawa peserta dan membagikan bendera yang akan fathir bagikan.

                Saat hendak berangkat, Sri berpamitan dan kembali menghilang. Fathir sendiri masih bingung sendiri dengan orang tersebut. Setelah menepiskan fikirannya tadi, maka dia pun mulai berjalan ketenda yang lebih jauh dari tenda dapur. Ida sendiri tampa banyak komentar hanya ikut sambil mengingat apa-apa saja yang akan dia ambil.

                Memasuki tenda pertama, Fathir pun mengintruksikan agar para peserta mematikan lilinnya. Dengan begitu maka Fathir tak perlu risau dengan siapa dia berbicara. Menurutnya begitu, namun pastinya sebelumnya dia meminta agar para pendamping keluar sebelumnya dari tenda.

                Setelah Ida menjelaskan perlengkapan yang wajib dikumpul peserta, Fathir pun meminta seorang relawan mengantarkan barang tersebut ketenda dapur dan seorang lagi ketenda panitia guna mengambil bendera mereka nantinya. Begitu seterusnya tiap tenda putra dia masuki. Dan terkadang  Sri datang membantu, namun setelah memasuki beberapa tenda dia kembali menghilang.

                Perjalanan Fathir pun berakhir ditenda kelompok 4. Setelah kembali ketenda dapur, perjalanan Ida berlanjut ketenda putrid bersama Sri yang kembali muncul secara ajaib dikala itu. Fathir sendiri tak bisa mengantar dikarenakan mereka hendak memasuki tenda-tenda hawa yang bukan merupakan kawasannya. Beberapa saat setelah kedua wanita itu pergi, Fathir dipanggil oleh panitia putra lain.

                Diantara mereka yang berbicara adalah Opik dan Tono. Awalnya mereka menegur apa yang baru saja Fathir lakukan dengan mengusir para damping dari tendanya bersama anggota timnya. Namun setelah member penjelasan terkait yang dia lakukan maka temannya pun mulai membenarkan. Setelah semua kejadian tersebut, Tono hanya mengingatkan bila ingin melakukan sesuatu maka hendaknya dia membahasnya sebelumnya dengan panitia yang lainnya.

                Setelah melakukan pembicaraan yang cukup berat tadi, maka mereka kembali bergabung kepanitia yang lainnya guna membahas teknisi kerja selama perkemahaan. Tentu saja Pak Aji datang sebagai penasehat rapat yang dilakukan dibelakan tenda panitia yang berhadapan langsung dengan tenda dapur. Tak lama berselang, Ida dan Sri pun ikut bergabung dengan mereka setelah selesai berpatroli  di tiap tenda.



0 comments:

Popular Posts

Powered by Blogger.

Followers

.comment-content a {display: none;}